Merencanakan Penulisan Cerita Fabel, Senin 24 Februari 2020
Cara Menulis Fabel
Disusun bersama Danielle McManus, PhD
Fabel adalah kisah alegoris pendek yang biasanya menonjolkan karakter-karakter hewan antropomorfis, meskipun tanaman, benda-benda, dan kekuatan alam juga mungkin muncul sebagai karakter. Dalam fabel klasik, karakter utamanya belajar dari kesalahan utama dan kisahnya berakhir dengan pesan moral yang digunakan untuk meringkas pelajaran moral yang dipelajari.[1] Menulis fabel menuntut cerita yang kuat dan singkat dengan setiap komponennya – karakter, latar, dan aksi – berperan dengan jelas dan langsung pada penyelesaian dan pesan moral cerita. Meskipun setiap orang memiliki proses menulis yang unik, artikel ini memberikan daftar langkah-langkah yang disarankan dan contoh fabel untuk membantu Anda membuat fabel Anda sendiri.
Bagian 1 dari 3:
Bagian Satu: Menguraikan Dasar Fabel Anda
-
1Pilihlah pesan moralnya. Karena pesan moral merupakan inti dari sebuah fabel, seringkali akan membantu untuk mulai menguraikan fabel Anda dengan menentukan pesan moralnya. Pesan moral sebuah fabel harus berhubungan dengan atau mencerminkan masalah budaya yang berkaitan, yang akan mengena bagi semua orang.
- Berikut adalah beberapa contoh pesan moral fabel yang terkenal untuk membantu menginspirasi Anda:
- "Sesuatu akan menarik sesuatu yang sama."
- "Kebaikan yang terbesar sekalipun tidak akan berarti untuk orang-orang yang tidak berterima kasih."
- "Saran yang dianjurkan oleh dasar rasa egois tidak perlu dihiraukan."
- "Bulu yang cantik tidak membuat seekor burung menjadi hebat."
- "Orang asing sebaiknya menghindari orang-orang yang bertengkar sendiri."[2]
- Untuk daftar pesan moral Fabel Aesop yang lengkap dan tautan ke cerita yang mengandung pesan moralnya, kunjungi di sini.
- Berikut adalah beberapa contoh pesan moral fabel yang terkenal untuk membantu menginspirasi Anda:
-
2Tentukan permasalahannya. Permasalahan adalah hal yang akan mengarahkan aksi fabel, dan permasalahan akan menjadi sumber utama pelajaran moral yang dipelajari.[3]
- Karena sifat dasar fabel adalah untuk menyampaikan pelajaran dan ide yang sesuai dengan budaya, maka akan sangat baik jika permasalahan utama merupakan sesuatu yang dapat dikaitkan oleh banyak orang.[4]
- Misalnya, dalam "Kura-Kura dan Kelinci," kita dengan cepat diperkenalkan pada permasalahan atau konflik utama cerita saat kedua karakter memutuskan untuk mengadakan perlombaan lari.
-
3Tentukan karakter pelakunya. Tentukan siapa atau karakter apa yang terdapat dalam fabel Anda dan karakteristik-karakteristik yang akan mendefinisikan mereka.
- Karena fabel ditujukan agar sederhana dan singkat, jangan menggunakan karakter yang rumit atau memiliki kepribadian ganda. Tetapi, cobalah untuk menjelmakan sebuah sifat manusia dalam setiap karakter dan batasi karakter berdasarkan sifat tersebut.[5]
- Karena karakter akan menjadi sarana utama untuk pesan moral fabel, pilihlah karakter yang paling berkaitan dengan jelas dengan pesan moral itu.
- Dalam "Kura-Kura dan Kelinci", karakternya adalah, sesuai judulnya, kura-kura dan kelinci. Karena kura-kura dengan mudah dikaitkan dengan hal-hal yang bergerak lambat dan kelinci dikaitkan dengan hal-hal yang cepat, karakternya sudah memiliki sifat yang akan menjadi sifat utama mereka dalam cerita yang disusun.
-
4Tentukan pola dasar karakternya. Meskipun jenis hewan atau benda yang Anda pilih untuk karakter Anda akan memiliki sifat objektif, seperti contoh di atas, Anda juga perlu menciptakan sifat-sifat subjektif yang melekat pada sifat-sifat tersebut.
- Dalam "Kura-Kura dan Kelinci," kelambatan kura-kura dikaitkan dengan sifat kepala dingin dan ketekunan, sedangkan ketangkasan kelinci dikaitkan dengan sifat gegabah dan terlalu percaya diri.
- Ada beberapa karakter yang berpola dasar klasik yang digunakan dalam fabel yang dikenal secara luas dan dikaitkan dengan sifat-sifat manusia tertentu. Memilih dua karakter dengan sifat yang berlawanan seringkali berguna dalam menyusun konflik yang jelas untuk cerita.[6]
- Beberapa pola dasar yang paling sering digunakan dan sifat-sifatnya meliputi:
- Singa: kekuatan, kebanggaan
- Serigala: ketidakjujuran, keserakahan, ketamakan
- Keledai: kedunguan
- Lalat: kebijaksanaan
- Rubah: kecerdikan, penuh tipu daya
- Rajawali: suka memerintah, absolutisme
- Ayam betina: kesombongan
- Domba: keluguan, malu-malu[7]
-
5Pilihlah latarnya. Di mana peristiwa dalam cerita akan berlangsung? Saat memilih pesan moral dan permasalahan, pilihlah latar yang sederhana dan dapat dikenali banyak orang.[8]
- Latarnya harus dapat mendukung karakter-karakter dan hubungan tertentu antar karakternya.
- Cobalah untuk membuat latarnya sederhana tetapi nyata—latar sebaiknya merupakan tempat yang dapat dikenali dan dipahami pembaca dengan mudah, yang akan membantu Anda agar tidak perlu menguraikan rincian keadaan sekitar dengan jelas.
- Misalnya, dalam fabel kura-kura dan kelinci yang terkenal, latarnya hanyalah jalan yang melalui hutan, yang mengatur panggung untuk aksi (perlombaan lari di jalan) dan mendukung jenis-jenis karakter dalam cerita (makhluk-makhluk hutan).
-
6Tentukan penyelesaian permasalahannya. Penyelesaian harus memuaskan sekaligus berkaitan dengan komponen-komponen lain dari cerita, termasuk karakter-karakter, hubungan antar karakter, dan latarnya.
- Pikirkan cara karakter akan menyelesaikan konflik dan cara penyelesaian tersebut akan menunjang pelajaran dan pesan moral yang diambil dari cerita.
- Misalnya, dalam "Kura-Kura dan Kelinci", penyelesaiannya sederhana—kelinci, yang gegabah, kalah perlombaan lari melalui hutan dari kura-kura yang tekun.
Advertisement
Bagian 2 dari 3:
Bagian Dua: Menuliskan Cerita Fabel Anda
-
1Tulislah garis besar Anda. Setelah Anda mendeskripsikan komponen-komponen utama cerita, mulailah memperluasnya.
- Tentukan latar dan hubungan karakter-karakter dengan latar, yang sebaiknya merupakan tempat yang mudah dikenali, yang berhubungan langsung dengan peristiwa dalam cerita.
-
2Susunlah alur cerita aksinya. Hadirkan konflik antar karakter dengan cukup rinci sehingga konflik atau permasalahannya jelas dan minta untuk diselesaikan.
- Pastikan untuk beralih dari sebab peristiwa ke akibatnya secara efisien. Jangan berputar-putar dari inti cerita.
- Semua yang terjadi dalam cerita harus secara langsung dan jelas berhubungan dengan permasalahan dan penyelesaian/ pesan moralnya.
- Usahakan untuk membuat tempo fabel cepat dan singkat. Jangan membuang-buang waktu dengan bagian-bagian deskriptif yang rinci atau perenungan tentang karakter dan keadaan sekitarnya, yang tidak diperlukan.
- Misalnya, dalam "Kura-Kura dan Kelinci", alur ceritanya berjalan dengan cepat dari tantangan awal menjadi perlombaan, kemudian menjadi kesalahan kelinci, dan kemudian menjadi kemenangan kura-kura.
-
3Kembangkan dialog. Dialog adalah komponen kunci dalam menyampaikan sifat-sifat dan sudut pandang suatu karakter. Sehingga, daripada mendeskripsikan sifat-sifat karakter secara tersurat, gunakan dialog untuk mengilustrasikan sifat-sifat itu.[9]
- Pastikan untuk memasukkan dialog antar karakter yang cukup untuk mengilustrasikan hubungan antar karakter dan dasar konflik yang mereka hadapi.
- Misalnya, kedua sifat dari kura-kura dan kelinci, ditentukan sebagai berkepala dingin dan tenang, sedangkan karakter yang lainnya suka membual dan gegabah, dapat kita lihat melalui nada dialog mereka: "Aku tidak pernah kalah," kata kelinci, "jika aku menggunakan kecepatan penuhku. Aku menantang siapa pun di sini untuk berlomba lari denganku." Kura-kura berkata dengan tenang, "Aku terima tantanganmu." "Lelucon yang bagus," kata Kelinci; "Aku bisa menari-nari mengelilingimu di sepanjang jalan." "Simpanlah bualanmu hingga kamu kalah," jawab Kura-Kura. "Bisa kita mulai lomba larinya?"[10]
-
4Tentukan penyelesaiannya. Setelah menunjukkan dasar dan rincian konflik, mulailah mengalihkan cerita ke bagian penyelesaiannya.
- Sebaiknya ada hubungan yang jelas dan langsung antar tindakan karakter, perkembangan permasalahan, dan ilustrasi pesan moral/ penyelesaian.
- Pastikan terdapat penyelesaian untuk setiap aspek permasalahan yang sebelumnya ditentukan dan bahwa tidak ada bagian yang belum selesai.
- Merujuk kembali pada fabel kura-kura dan kelinci, penyelesaiannya terjadi ketika kelinci yang suka membual berlari di depan, dan kemudian berhenti untuk beristirahat, sedangkan kura-kura yang berkepala dingin hanya terus berjalan susah payah maju, hingga pada akhirnya melewati kelinci yang tertidur dan mengalahkannya di garis akhir.
-
5Sampaikan pelajaran moralnya. Saat alur cerita fabel telah terselesaikan, tentukan pesan moral atau pelajaran dari cerita.
- Dalam fabel, pesan moral dari cerita biasanya dinyatakan dalam satu kalimat yang penuh arti.[11]
- Cobalah untuk menyatakan pesan moral dengan cara meringkas permasalahan dan penyelesaiannya, dan hal-hal yang perlu dipelajari dari penyelesaian tersebut.
- Pesan moral sederhana dari kura-kura dan kelinci, misalnya, adalah, "Setelah itu, Kelinci selalu mengingatkan dirinya sendiri, "Jangan menyombongkan kecepatan kilatmu, karena yang lambat tetapi tekun memenangkan perlombaan lari!" " Kalimat ini merangkum kesalahan—malas dan sombong karena terlalu percaya diri—sekaligus pelajaran moral yang dipelajari—bahwa lambat tetapi tekun akan mengalahkan cepat tetapi ceroboh.
-
6Pilihlah judul yang kreatif dan sesuai. Judul harus mengandung semangat dalam keseluruhan cerita dan sebaiknya cukup menarik untuk menarik perhatian pembaca.
- Biasanya langkah ini paling baik untuk dilakukan setelah Anda menuliskan atau setidaknya membuat garis besar cerita Anda sehingga Anda dapat memastikan bahwa judul yang Anda pilih akan mencerminkan keseluruhan cerita Anda.
- Anda dapat memilih sesuatu yang mendasar dan deskriptif, seperti tradisi Fabel Aesop (contoh: "Kura-Kura dan Kelinci"), atau memilih judul yang sedikit lebih kreatif atau menyimpang seperti "Kisah Nyata Tiga Babi Kecil" atau "Kisah Si Alis".
Komentar
Posting Komentar