Menyunting Teks Deskripsi Kelas 7, Kamis 8 Agustus 2019 (Pertemuan 4)
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi tentang objek (sekolah,tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan baik secara lisan dan tulis.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menulis teks
deskripsi dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur, dan kaidah
penggunaan kata kalimat/ tanda baca/ejaan.
2. Menyunting teks deskripsi dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur, dan kaidah penggunaan kata kalimat/ tanda baca/ejaan.
B. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran "Menyunting" di dalam Kelas
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 4 atau 5 orang.
Guru membagikan teks / karangan yang belum tepat kepada setiap kelompok.
Guru mempersembahkan kode kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan kaidah penulisan huruf, kata, tanda baca, dan unsur-unsur kebahasaan di dalam karangan yang dibagikan.
Sesudah memahami kaidah-kaidah tersebut, setiap kelompok melaksanakan penyuntingan dan mengoreksi teks / karangan.
Guru mengarahkan siswa untuk memakai tabel identifikasi sebagai langkah awal proses penyuntingan. Bentuknya diadaptasi dengan kebutuhan penyuntingan dan materi pembelajaran pada dikala itu. Kolom-kolom tabel penyuntingan sanggup dibagi menjadi kolom kata tidak baku, tanda baca, keefektifan kalimat, kepaduan paragraf, alasan, dan perbaikan kalimat.
Setiap kelompok mengumumkan hasil diskusinya di depan kelas dan dikomentari oleh kelompok lain.
Setiap kelompok memajang hasil tamat penyuntingan teks / karangannya di lembar patidakboleh atau mading kelas.
Setiap kelompok berkeliling mengamati hasil kerja kelompok lain dan saling bertukar ide.
Refleksi pembelajaran dan penutup.
D. Instrumen Penilaian Hasil Teks Deskripsi
Sebelum menampilkan Rubrik untuk menilai hasil teks deskripsi, ada catatan kecil mengenai Penilaian dalam Kurikulum 2013. Bahwasanya penilaian dilakukan dengan mengemban berbagi fungsi. Menurut Brown (2004: 7) penilaian harus bisa berfungsi untuk (a) mengidentifikasi ketuntasan keterampilan yang dicapai siswa, (b) memotivasi keterlibatan siswa dalam belajar, (c) mengembangkan sikap positif siswa, (d) memberi balikan kepada siswa, (e) menentukan tingkatan pencapaian siswa, dan (f ) mengevaluasi kefektifan pembelajaran.
Sebelum menampilkan Rubrik untuk menilai hasil teks deskripsi, ada catatan kecil mengenai Penilaian dalam Kurikulum 2013. Bahwasanya penilaian dilakukan dengan mengemban berbagi fungsi. Menurut Brown (2004: 7) penilaian harus bisa berfungsi untuk (a) mengidentifikasi ketuntasan keterampilan yang dicapai siswa, (b) memotivasi keterlibatan siswa dalam belajar, (c) mengembangkan sikap positif siswa, (d) memberi balikan kepada siswa, (e) menentukan tingkatan pencapaian siswa, dan (f ) mengevaluasi kefektifan pembelajaran.
Tujuan penilaian dalam pembelajaran hendaknya berfungsi (a) menelusuri agar proses pembelajaran peserta didik tetap sesuai dengan rencana (keeping track), (b) mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang dialami peserta didik dalam proses pembelajaran (checking-up), (c) untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran, dan (d) menyimpulkan apakah anak didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum (summing-up). Penilaian dalam Kurikulum 2013 diarahkan pada berbagai fungsi tersebut agar dapat mencapai kompetensi secara maksimal.
Rubrik untuk menilai hasil teks deskripsi
Kriteria
|
Skor
|
Judul
• mengungkapkan objek khusus
• bukan berupa kalimat
• menggunakan huruf besar kecil
• tanpa diberikan tanda titik
| 4 = jikaterdapat 4 unsur
3 = jikaterdapat 3 unsur
2 = jikaterdapat 2 unsur
1 = jikaterdapat 1 unsur
|
Identifikasi
• terdapat pengenalan objek yang dideskripsikan
• terdapat informasi umum tentang objek
• tidak terdapat kesalahan struktur kalimat
• tidak terdapat kesalahan tanda baca
| 4 = terdapat 4 unsur/ lebih
3 = terdapat 3 unsur
2 = terdapat 2 unsur
1 = terdapat 1 unsur
|
Deskripsi
• terdapat penjelasan terperinci fisik objek
• terdapat perincian beberapa bagian dari objek
• tidak terdapat kesalahan struktur kalimat
• pilihan kosakata yang segar dan bervariasi
• tidak terdapat kesalahan tanda baca
| 4 = terdapat 4 unsur/ lebih
3 = terdapat 3 unsur
2 = terdapat 2 unsur
1 = terdapat 1 unsur
|
Penutup
• terdapat simpulan tanggapan terhadap objek
• terdapat kesan terhadap hal yang dideskripsikan
• pilihan kosakata yang segar dan bervariasi
• tidak terdapat kesalahan tanda baca
| 4 = terdapat 4 unsur/ lebih
3 = terdapat 3 unsur
2 = terdapat 2 unsur
1 = terdapat 1 unsur
|
Penggunaan bahasa
• terdapat perincian bahasa konkret, majas untuk menggambarkan seolah-olah pembaca melihat
• terdapat perincian bahasa konkret, majas untuk menggambarkan seolah-olah pembaca mendengar
• terdapat perincian bahasa konkret, majas untuk menggambarkan
seolah-olah pembaca merasakan
• terdapat perincian dengan kata konkret
| 4 = terdapat 4 unsur/ lebih
3 = terdapat 3 unsur
2 = terdapat 2 unsur
1 = terdapat 1 unsur
|
Penskoran
4= jika terdapat semua unsur
3= jika terdapat 3 unsur
2= jika terdapat 2 unsur
1= jika terdapat 1 unsur
Skor akhir | = | Skor yang diperoleh | x 100 |
Dibagi Skor Maksimal |
Pengertian Menyunting Teks / Karangan
Untuk memmenolong pembaca memahami bab ini, penulis sudah mengumpulkan beberapa pengertian menyunting dari banyak sekali buku sebagai sumber terpercaya, sebagai diberikut:
Menyunting ialah suatu acara investigasi kembali suatu goresan pena atau naskah sebelum goresan pena tersebut dipublikasikan.
Menyunting ialah acara menyiapkan naskah, teks, atau karangan siap cetak atau siap terbit dengan memerhatikan sistematika penyajian, isi, dan bahasa.
Menyunting disebut juga mengedit (editing process)
Tujuan Penyuntingan Teks / Karangan
Menyunting bertujuan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan penulis dalam membuat goresan pena sehingga kualitas goresan pena menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tulisan yang baik sanggup menambah daya pikat dan lamanya pembaca meresapi kata demi kata yang tersaji dalam teks/karangan.
Teknik Penyuntingan Teks / Karangan
Selama proses penyuntingan teks / karangan, seorang penyunting harus memakai metode-metode yang tepat. Secara garis besar, metode atau langkah-langkah penyuntingan teks / karangan ialah sebagai diberikut:
[1] Membaca ulang konsep dasar teks / karangan / naskah yang sudah selesai dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian.
[2] Mengidentifikasi dan memperhatikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penerapan bahasa meliputi:
Kesalahan penerapan kata baku dan tidak baku. Penggunaan kata yang tidak baku dalam sebuah karangan sanggup merusak kesempurnaan penyajian maksud dan tujuan penulisan sekaligus mengukur kekayaan kosa kata seorang penulis. Oleh alasannya itu, seorang penyunting sanggup memakai engkaus Bahasa Indonesia terbaru sebagai pembanding dalam melaksanakan koreksi. misal: akhli seharusnya ahli, apotik seharusnya apotek, dan atlit seharusnya atlet.
Kesalahan ejaan. Di bab ini, penyuntingan mencakup koreksi penerapan karakter kapital pada judul sapaan, gelar, nama kota; penerapan imbuhan, kata depan, lambang, angka, serapan; dan sesuai tidaknya penulisan kata demi kata menurut ejaan yang disempurnakan.
Kesalahan tanda baca. Di tahapan ini, penyuntingan mencakup koreksi pada penerapan tanda baca menyerupai tanda tanya, seru, titik, koma, titik dua, dan gejala baca yang lain.
Kesalahan diksi atau pilihan kata. Di bab ini, penyunting sanggup memperhatikan tingkat kesesuaian dan ketepatan pilihan kata yang dipakai dalam kalimat menyerupai istilah dan kata bentukan. Biasanya penyunting mengganti kata yang tidak padu dengan kata lain yang mempunyai arti serupa (sinonim). Selain itu, ketidaksempurnaan penulisan alasannya kesalahan pengetikan juga patut menjadi serius penyunting.
Kesalahan struktur. Di tahapan ini, penyunting memperhatikan keterpaduan, kelogisan, tingkat ambiguitas, dan struktur kalimat teks karangan, apakah sudah sesuai dengan hukum yang benar atau belum. Dalam hal ini, penempatan subjek, predikat, objek, teterangan, dan embel-embel harus dipastikan tepat dan tidak tertukar. Selain itu, penerapan kalimat aktif atau pasif juga menjadi serius identifikasi biar karangan terhindar dari ketidakefektifan dan ketidaksesuaian pada kaidah-kaidah penulisan.
Kesalahan Konjungsi atau kata penghubung. Penggunaan konjungsi atau kata penghubung mencakup hubungan antar kata dalam kalimat, antar kalimat, dan antar paragraf. Di bab ini, penyunting harus benar-benar mengikuti alur dongeng dalam sebuah teks / karangan biar tidak salah dalam mengoreksi penerapan konjungsi. Karangan yang padu niscaya mempunyai kata penghubung yang tepat. Oleh alasannya itu, bab penyuntingan ini dihentikan diabaikan begitu saja.
[3] Memperhatikan tata letak (layout) goresan pena atau naskah mencakup penempatan posisi judul utama, judul tambahan, sub judul, sub-sub judul, urutan penomoran, penempatan gambar atau grafik.
[4] Memperhatikan indentasi, spasi, dan tingkat kerapatan antar kata, kalimat, dan paragraf.
[5] Memperbaiki kesalahan-kesalahan teks atau karangan yang sudah diidenfikasi sebagaimana tersebut di atas dengan cara melaksanakan penghapusan, penggantian, atau penambahan unsur-unsur bahasa dalam tulisan.
[6] Sebagai tahap finalisasi, seorang penyunting sebaiknya membaca ulang teks / karangan yang sudah disunting sebelum dipublish atau dicetak.
E. Lampiran Materi
Pengertian Menyunting Teks / Karangan
Untuk memmenolong pembaca memahami bab ini, penulis sudah mengumpulkan beberapa pengertian menyunting dari banyak sekali buku sebagai sumber terpercaya, sebagai diberikut:
Menyunting ialah suatu acara investigasi kembali suatu goresan pena atau naskah sebelum goresan pena tersebut dipublikasikan.
Menyunting ialah acara menyiapkan naskah, teks, atau karangan siap cetak atau siap terbit dengan memerhatikan sistematika penyajian, isi, dan bahasa.
Menyunting disebut juga mengedit (editing process)
Tujuan Penyuntingan Teks / Karangan
Menyunting bertujuan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan penulis dalam membuat goresan pena sehingga kualitas goresan pena menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tulisan yang baik sanggup menambah daya pikat dan lamanya pembaca meresapi kata demi kata yang tersaji dalam teks/karangan.
Teknik Penyuntingan Teks / Karangan
Selama proses penyuntingan teks / karangan, seorang penyunting harus memakai metode-metode yang tepat. Secara garis besar, metode atau langkah-langkah penyuntingan teks / karangan ialah sebagai diberikut:
[1] Membaca ulang konsep dasar teks / karangan / naskah yang sudah selesai dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian.
[2] Mengidentifikasi dan memperhatikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penerapan bahasa meliputi:
Kesalahan penerapan kata baku dan tidak baku. Penggunaan kata yang tidak baku dalam sebuah karangan sanggup merusak kesempurnaan penyajian maksud dan tujuan penulisan sekaligus mengukur kekayaan kosa kata seorang penulis. Oleh alasannya itu, seorang penyunting sanggup memakai engkaus Bahasa Indonesia terbaru sebagai pembanding dalam melaksanakan koreksi. misal: akhli seharusnya ahli, apotik seharusnya apotek, dan atlit seharusnya atlet.
Kesalahan ejaan. Di bab ini, penyuntingan mencakup koreksi penerapan karakter kapital pada judul sapaan, gelar, nama kota; penerapan imbuhan, kata depan, lambang, angka, serapan; dan sesuai tidaknya penulisan kata demi kata menurut ejaan yang disempurnakan.
Kesalahan tanda baca. Di tahapan ini, penyuntingan mencakup koreksi pada penerapan tanda baca menyerupai tanda tanya, seru, titik, koma, titik dua, dan gejala baca yang lain.
Kesalahan diksi atau pilihan kata. Di bab ini, penyunting sanggup memperhatikan tingkat kesesuaian dan ketepatan pilihan kata yang dipakai dalam kalimat menyerupai istilah dan kata bentukan. Biasanya penyunting mengganti kata yang tidak padu dengan kata lain yang mempunyai arti serupa (sinonim). Selain itu, ketidaksempurnaan penulisan alasannya kesalahan pengetikan juga patut menjadi serius penyunting.
Kesalahan struktur. Di tahapan ini, penyunting memperhatikan keterpaduan, kelogisan, tingkat ambiguitas, dan struktur kalimat teks karangan, apakah sudah sesuai dengan hukum yang benar atau belum. Dalam hal ini, penempatan subjek, predikat, objek, teterangan, dan embel-embel harus dipastikan tepat dan tidak tertukar. Selain itu, penerapan kalimat aktif atau pasif juga menjadi serius identifikasi biar karangan terhindar dari ketidakefektifan dan ketidaksesuaian pada kaidah-kaidah penulisan.
Kesalahan Konjungsi atau kata penghubung. Penggunaan konjungsi atau kata penghubung mencakup hubungan antar kata dalam kalimat, antar kalimat, dan antar paragraf. Di bab ini, penyunting harus benar-benar mengikuti alur dongeng dalam sebuah teks / karangan biar tidak salah dalam mengoreksi penerapan konjungsi. Karangan yang padu niscaya mempunyai kata penghubung yang tepat. Oleh alasannya itu, bab penyuntingan ini dihentikan diabaikan begitu saja.
[3] Memperhatikan tata letak (layout) goresan pena atau naskah mencakup penempatan posisi judul utama, judul tambahan, sub judul, sub-sub judul, urutan penomoran, penempatan gambar atau grafik.
[4] Memperhatikan indentasi, spasi, dan tingkat kerapatan antar kata, kalimat, dan paragraf.
[5] Memperbaiki kesalahan-kesalahan teks atau karangan yang sudah diidenfikasi sebagaimana tersebut di atas dengan cara melaksanakan penghapusan, penggantian, atau penambahan unsur-unsur bahasa dalam tulisan.
[6] Sebagai tahap finalisasi, seorang penyunting sebaiknya membaca ulang teks / karangan yang sudah disunting sebelum dipublish atau dicetak.
Komentar
Posting Komentar